Dengan kemajuan teknologi, menjadi tantangan tersendiri untuk Bapak/Ibu Guru untuk terus melek teknologi. Mau tahu. Alhamdulillah, tadi sempet lihat tulisan di salah
satu majalah milik PGRI. Miris juga kalau baca Judulnya: “Mayoritas Guru
SD Awam Komputer”.
Sebenarnya, tulisan yang saya baca itu
adalah terbitan bulan april 2009. Namun saya yakin kalau apa yang
menjadi judul dari tulisan itu masih berlaku sampai saat ini. Mau atau
tidak, kita harus mengatakan bahwa apa yang dituliskan di dalam majalah
itu sangatlah benar. Bahwa sebagian besar guru-guru SD yang berumur
lebih dari 50 tahun masih awam komputer, atau istilahnya gaptek (gagap teknologi). Sedangkan kita semua mengetahui bahwa sebagian besar anak didik kita sudah bisa menggunakan internet untuk sekedar membuat akun jejaring sosial yang saat ini lagi hangat-hangatnya.
Kebutuhan pengetahuan dan kemampuan untuk
menguasai teknologi informasi bagi guru sebenarnya sangat penting
mengingat kemajuan teknologi informasi yang maju dengan pesat. Selain
itu, tuntutan sosial dari anak didik juga mempengaruhi hal ini. Jika
seorang saja anak didik sudah bisa membuat akun di facebook, kenapa
gurunya tidak? Bukankah guru itu harus bisa memiliki kemampuan mengelola
interaksi belajar mengajar (salah satu dari 10 kemampuan dasar bagi
guru professional)? Sedangkan jika anak didik sudah mengungguli
kemampuan sang guru karena anak didik mendapat guru lain diluar kelas
(baca: internet)
dan kemudian menganggap apa yang disampaikan oleh guru itu sudah
“kadaluarsa” bagaimana guru ajar akan bisa mengelola interaksi belajar
mengajar dengan baik?
Bisa juga saya usulkan, para guru harus memiliki kemampuan berbasis teknologi internet seperti:
-
Memiliki akun di jejariing sosial, entah itu Facebook, Twitter ataupun lainnya agar ketika ditanya oleh ana didik tentang hal ini, sang guru bisa menjelaskan dengan baik, bukan asal-asalan.
-
Memiliki blog pribadi. Tujuannya untuk menjadikan blog itu sarana berbagi dengan anak didik selain di kelas. Caranya yaitu dengan menggabungkan cara belajar klasik dengn belajar modern. Misal: Memberikan penjelasan secara konvensional dan kemudian menyediakan tugas yang bisa di download lewat internet di blog tersebut.
-
Bisa menggunakan sumber/media belajar dari internet agar anak didik tidak bosan.
-
Bisa chatting. Kadang kala anak didik tidak mengerti ketika dijelaskan di dalam kelas. Maka jalan keluarnya anak diidik bisa bertanya dengan guru lewat media chat tersebut.
-
Bisa menggunakan internet. Internet ibarat dua sisi mata uang, antara baik dan buruk. jika guru tidak bisa menggunakan internet, sedangkan anak didiknya bisa lancar berinternet, bagaimana mungkin sang guru bisa melakukan counteraction kepada anak-anak yang ke-semuanya masih dalam tahap belajar?
-
Minimal bisa menggunakan perangkat lunak berbasis media, seperti microsoft office power point dan berbagai perangkat lunak sejenis lainnya agar cara belajar di kelas tidak monoton.